PENGARUH MASA KERJA TERHADAP KEJADIAN VERTIGO PADA PENYELAM TRADISIONAL
Abstract
Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari 13.677 pulau dan 2/3 diantaranya adalah wilayah laut, dimana sebagian besar penduduk pesisir mempunyai mata pencaharian sebagai nelayan.Beberapa kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat antara lain; penangkapan ikan, lobster, teripang, abalone dan mutiara. Kegiatan tersebut dilakukan dengan melakukan penyelaman sampai dengan beberapa puluh meter di bawah laut, karena lobster, teripang, abalone dan mutiara banyak terdapat di dasar laut. Penyelaman ini banyak dilakukan oleh masyarakat pesisir karena ikan jenis tertentu, lobster, teripang dan mutiara mempunyai nilai ekonomis yang cukup tinggi. Hal ini juga yang dilakukan oleh masyarakat desa Liang Kecamatan Salahutu,namun proses penyelaman yang mereka lakukan masih bersifat tradisional dengan menggunakan peralatan seadanya secara terus menerus dan dalam waktu yang lama. Kondisi ini menyebabkan timbulnya banyak keluhan seperti gangguan pendengaran, pusing dan sakit kepala. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh masa kerja menyelam dengan kejadian vertigo pada penyelam tradisional. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif dengan menggunakan data lama menyelam sebagai input . Hasil uji chi squre menunjukkan bahwa adanya pengaruh yang signifikan masa kerja dengan kejadian vertigo yang ditunjukkan dengan nilai p =0,000
Kata Kunci: Penyelam, Vertigo, Masa kerja
Kata Kunci: Penyelam, Vertigo, Masa kerja
Full Text:
PDFDOI: http://dx.doi.org/10.33846/ghs.v2i3.149
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2017 GLOBAL HEALTH SCIENCE (GHS)

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-NoDerivatives 4.0 International License.